Senin, 30 Januari 2012

Siapa menahan bibirnya, berakal budi


Pengetahuan kita terbatas, sehingga kata-kata kita sering tidak tepat. Walaupun kata-kata kita bisa menjadi alat untuk "membangun" orang lain, namun kata-kata kita juga bisa menjadi alat untuk "menjatuhkan". Karena kita bisa salah mengucapkan kata-kata, untuk itu kita harus berusaha mengendalikan mulut kita.



Seorang yang senang berbicara akan mengatakan apa saja. Sebagian kata-kata yang kita ucapkan mungkin merupakan kebenaran dan mungkin berguna bagi orang lain, tetapi mungkin saja ada kata-kata kita yang tidak berguna, bahkan mungkin ada kata-kata yang bersifat merusak atau memfitnah orang lain.

Perkataan kita mengungkapkan siapa diri kita sebenarnya..apakah kita adalah seorang yang baik atau seorang yang jahat. Perkataan kita mengungkapan apakah kita seorang yang pandai atau seorang yang bodoh...apakah kita seorang yang berhati-hati atau seorang yang ceroboh. Bila kita terlalu banyak bicara, kita seperti menelanjangi diri kita sendiri. Bila kita bisa menahan diri untuk tidak banyak bicara, kita akan bisa belajar dari mendengar perkataan oranglain dan kita akan lebih mudah mengucapkan kata-kata yang tepat, yang berasal dari hikmat Tuhan

Bila kita terlalu banyak bicara, mungkin saja kita tanpa sengaja (atau dengan sengaja) mengatakan suatu kebohongan. Bila kebohongan itu menyangkut keburukan atau kekurangan orang lain, kebohongan itu akan mudah berkembang menjadi gosip yang menyesatkan. Bia kita menahan diri untuk tidak membicarakan sesuatu yang belum pasti atau yang meragukan kebenarannya, kita akan bisa memilih kata-kata yang tepat yang tidak merugikan atau menjatuhkan orang lain.


Di dalam banyak bicara pasti ada pelanggaran, tetapi siapa yang menahan bibirnya, berakal budi (Amsal 10:19)
sumber : GEMA 11 Januari 2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Your comment pleaaseee

Daisypath Anniversary tickers

Daisypath Anniversary tickers